1. MACAM-MACAM BENTUK MORFOLOGI DASAR LAUT
Relief dasar laut juga tidak rata atau datar. Berdasarkan berbagai penelitian dapat diketahui bahwa relief dasar laut juga ada bagian yang menonjol keatas dan cekung kebawah, dengan nama-nama seperti : palung laut, lubuk laut, gunung api bawah laud an sebagainya. Dengan demikian relief dasar laut sebenarnya mirip dengan permukaan daratan, dalam arti ada bagian yang menonjol keatas dan ada bagian yang cekung kebawah (Hamid Muhamad, 2005).
Keadaan dasar laut laut seperti juga didaratan terdapat bentukan-bentukan dasar laut seperti pegunungan, gunung, lembah, parit, plato, dataran tinggi, dataran rendah dan lain sebagainya (-----. 1989):
Bentuk-bentuk dasar laut antara lain :
a. Trench dan Trog
Trench merupakan dasar laut yang dalam, memanjang dan sempit dengan lerengnya yang curam. Sedangkan trog yaitu dasar laut yang dalam, memanjang dan lebih lebar dari trench dan lerengnya tidak terlalu curam (-----. 1989).
Bagian laut yang terdalam adalah berbentuk seperti saluran yang seolah-olah terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan antara benua dengan kepulauan. Mereka biasanya mempunyai kedalaman yang sangat besar. Contoh : sebagian dari Java Trench mempunyai kedalaman sebesar 7.700 meter (Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, 2008).
b. Swill
Swill yaitu punggungan dasar laut yang mana kalau tidak panjang maka lerengnya pun tidak curam (-----. 1989).
Swill juga merupakan dasar laut yang berbentuk seperti antiklinal namun puncaknya belum menyembul ke atas permukaan laut. Contohnya : Punggung Laut di Samudra India yang memanjang dari sebelah barat Sumatera, selatan Jawa hinggah Nusa Tenggara (Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, 2008).
c. Dremple
Dremple atau ambang yaitu punggungan yang tidak begitu panjang dan tidak begitu tinggi. Dremble yang biasanya batasi laut pedalaman/laut tengah dengan laut pedalaman/samudera (-----. 1989).
d. Continental Slope
Continental Slope atau lereng benua merupakan lereng yang letaknya diantara paparan benua dan laut dalam. Daerah ini mempunyai kedalaman lebih dari 200 meter (Hamid Muhamad, 2005).
e. Ridge dan Rise
Ritge yaitu pegunungan dasar laut dengan puncaknya sempit dan lerengnya yang curam. Sedangkan rise yaitu pegunungan dasar laut dengan puncak yang lebar/luas dan lerengnya tidak securam ridge (-----. 1989).
Ini adalah suatu bentuk proses peninggian yang terdapat di atas lautan (sea floor) yang hampir serupa dengan adanya gunung-gunung di daratan. Pada prinsipnya tidak ada perbedaan antara ridge dan rise. Mereka hanya dapat dibedakan dari letak kemiringan lereng-lerengnya saja (Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, 2008).
Ridge lerengnya lebih bersifat terjal dari rise. Contoh : Puncak-puncak dari dari system ridge di tengah-tengah antlantik yang mempunyai ketinggian sekitar satu sampai empat kilometer di atas lantai lautan dan sifat kemiringan rise dari dasar dengan lebar sekitar 1.500 sampai 2.000 kilometer (Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, 2008).
Rise di pasifik timur kurang datar dan ini tampak kira-kira seperti sebuah tonjolan sendah pada lantai lautan. Rise ini mempunyai ketinggian sekitar dua sampai empat kilometer dari dasar dan mempunyai lebar kira-kira 2.000 sampai 4.000 kilometer (Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, 2008).
Ridge dan rise utama yang membentang di dunia bergabung menjadi satu dan membentuk satu rantai yang amat panjang yang dikenal sebagai mid-oceanic ridge system (system ridge bagian tengah lautan). Ini merupakan suatu rangkaian yang terpotong-potong oleh daerah patahan (fault) yang banyak dengan membentuk sudut siku-siku. Bagian tengah system ridge ini ditadai dengan adanya sebuah lembah yang curam yang dikenal sebagai lembah rift (rift valley) (Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, 2008).
Hal ini khususnya terbentuk dengan baik di mid-Atlantic Ridge. Tetapi hal ini juga dapat dikenal dimana system ridge membentuk sebuah penyebaran yang mengesankan di daratan Afrika Timur . Disini lembah rift dapat ditemukan dengan kedalaman 2.800 kilometer dimana kemudian tempat ini diisi dengan air-air yang membentuk danau-danau seperti antara lain danau Tanganyika (Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, 2008).
f. Plateau
Planteau ialah daratan tinggi dasar laut dengan bagian puncaknya yang relatif datar dan disebut juga mesas. Bagian atasnya masih lebih dalam dari 200 meter (shelf) (-----. 1989).
g. Islan Arc
Islan Arc ialah rangkaian pulau-pulau seperti rangkaian pulau-pulau di kepulauan Hawai dan kepulauan Marshall yang ada di samudera Pasifik (Pdf).
Kumpulan pulau-pulau seperti Kepulauan Indonesia juga mempunyai perbatasan dengan benua, tetapi mereka mempunyai asal yang berbeda. Kepulauan ini terdiri dari batu-batuan vulkanik dan sisa-sisa sedimen pada bagian permukaan kulit lautan (Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, 2008).
h. Deep
Merupakan dasar laut yang bentuknya menunjam kebawah dan jauh lebih dalam dari daerah disekitarnya (Hamid Muhamad, 2005).
Deep yaitu cekungan dalam basin dengan lereng yang tidak begitu curam (-----. 1989).
Berdasarkan bentuknya the deep dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Basin atau disebut juga lubuk laut atau ledok laut. Basin ditandai dengan ciri-ciri penampang melintangnya berbentuk huruf U memanjang dan memiliki tebing yang terjal. Contoh : Lubuk Sulawesi dan Lubuk Banda (Hamid Muhamad, 2005).
Basin yaitu laut dalam yang berbentuk cekungan yang dasarnya relative datar (-----. 1989).
2. Palung Laut bentuknya seperti celah memanjang dengan penampang melintang berbentuk huruf V. Contoh : Palung Jawa, Palung Sumatra dan Palung Philipina (Hamid Muhamad, 2005).
i. Sea mounts dan Guyote
Sea mounts yaitu gunung yang terdapat dilaut seperti gunung Krakatau. Sedangkan Guyote yaitu gunung api dasar laut dengan puncaknya yang datar (-----. 1989).
Mereka adalah gunung-gunung berapi yang muncul dari dasar lantai lautan tetapi tidak dapat mencapai sampai kepermukaan laut. Seamount mempunyai lereng yang curam dan berpuncak runcing dan kemungkinan mempunyai tinggi sampai satu kilometer atau lebih. Guyot mempunyai bentuk yang serupa dengan seamount akan tetapi bagian puncaknya datar (Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, 2008).
j. Coral reef
Coral reef (terumbu karang) yaitu semacam timbunan yang terdiri dari karang dan biasanya ada yang menanjang yang disebut barier reef (karang penghalang), membentuk pulau-pulau karang yang melingkar (atool). Coral reef merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis (-----. 1989).
Atol-atol merupakan daerah yang terdiri-dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian tenggelam dibawah permukaan air. Batu-batuan yang terdapat disini ditandai oleh adanya terumbu karang (coral-reef) yang terbentuk seperti cincin yang mengelilingi sebuah logam yang dangkal (Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, 2008).
2. PROSES TERBENTUKNYA MORFOLOGI DASAR LAUT
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai proses terbentuknya lautan/samudra, antara lain :
a. Teori Kontraksi
Beberapa waktu setelah bumi terbentuk, bumi masih dalam keadaan panas. Kemudian mulai mendingin dan terbentuklah kulit bumi. Dalam waktu jutaan tahun terjadilah perubahan-perubahan di dalam bumi dibawah kulit bumi. Karena terjadi pengerutan kulit bumi menyebabkan batuan yang ringan dari kulit bumi melengkung dan retak maka magma keluar kepermukaan bumi. Semua perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terjadinya cekungan samudera (-----. 1989).
Keluarnya magma dari dalam inti bumi menyebabkan adanya perubahan bentuk permukaan dasar laut sehinggah hal ini termasuk sebuah proses pembentukan morfologi dasar laut (-----. 1989).
b. Teori Meteorit
Menurut teori meteorit, cekungan samudra dan perubahan bentuk topografi dasar laut di sebebkan oleh adanya benturan keras meteor atau benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi. Karena adanya benturan meteor yang begitu kuat yang mengakibatkan pingiran-pingiran tempat meteor tersebut jatuh terjadi peninggian. Itulah yang menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan bentuk dan morfologi dasar lautan (-----. 1989).
3. FAKTOR YANG MENGAKIBATKAN PROSES PERUBAHAN DAN TERBENTUKNYA MORFOLOGI DASAR LAUT
1. Pergerakan Lempeng
Pada gambar di bawah tampak bahwa lempeng yang lokasinya persis diarus konveksi akan mendapat gaya tekan keatas sehinggah lempeng akan terangkat dan pada jalur tersebut akan terbentuk pegunung bawah laut atau punggung bawah laut. Bila proses ini terjadi terus menurus dan dalam jangka waktu yang lama, maka akhirnya lempeng yang terangkat itu bagian puncaknya akan patah atau retak. Akibat selanjutnya ialah celah patahan lempeng akan bertambah lebar, dan bersamaan dengan itu masa cair pijar (magma) akan menyusup dari lapisan mantel menuju kepermukaan sehinggah terbentuklah jalur gunung api bawah laut (Hamid Muhamad, 2005).
Pada saat lempeng benua bertabrakan dengan lempeng samudera, pada awalnya kedua lempeng ini saling bertahan sesuai dengan kekuatan dan beban masa yang dimilikinya. Akan tetapi karena lempeng samudera lebih tipis, maka lempeng samudera pada umumnya akan menunjam kebawah dalam bentuk dan ujud melengkung menyusup kebawah lempeng benua (Hamid Muhamad, 2005).
Terbentuknya relief muka bumi (Hamid Muhamad, 2005).
Walaupun lempeng benua pada umumnya tidak menunjam kebawah, namun akibat saling tekan dari kedua lempeng tersebut mnyebabkan bagian depan dari lempeng benua mengalami proses pengangkatan dan penurunan, retakan dan patahan, sehinggah terbentuk jalur pegunungan structural (Hamid Muhamad, 2005).
Seperti telah diketahui bahwa di dalam bumi terdapat benda dengan suhu yang tinggi atau yang sering disebut dengan sebutan magma. Dan di atas magma terdapat lapisan yang disebut kerak bumi atau lithosfer. Proses yang terjadi di dalam bumi dengan suhu yang tinggi secarah terus menerus akan mengakibatkan reaksi pada kerak bumi. Reaksi ini berupa gerakan-gerakan pada lapisan kerak bumi sehinggah akan menggerakan lempeng-lempeng samudera atau lempeng-lempeng benua (Hamid Muhamad, 2005).
Lempeng samudera yang bergeser akhirnya akan menumbuk lempeng bunua dan menunjam ke bawah. Pada daerah penunjaman akan terbentuk palung laut yang dalam (Oceanic trench). Dengan demikian palung Sumatera, palung Jawa dan lain-lain adalah tempat penunjaman lempeng samudera ke bawah lempeng benua. Di daerah ini juga merupakan daerah gempa tektonik dan daerah gunung api aktif (Hamid Muhamad, 2005).
Lempeng Samudera Hindia bertumbukan dengan lempeng Asia. Lempeng Samudera Hindia menunjam ke bawah Lempeng Asia dan terbentuk punggung laut serta pulau-pulau yang terletak disebelah barat Sumatera, selatan Jawa dan selatan Nusa Tenggara (Hamid Muhamad, 2005).
Disamping pergerakan lempeng, proses terbentuknya dasar laut juga dapat disebabkan oleh oleh aktifitas gunung api. Ledakan gunung api bawah laut menyebabkan adanya perbedaan bentuk morfologi dan topografi dasar laut (Hamid Muhamad, 2005).
2. Sedimentasi Dasar Laut
Seluruh permukaan dasar laut ditutupi oleh partikel-partikel sediment yang telah diendapkan secarah berlahan-lahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Ketebalan banyak lapisan sedimen yang terdapat dibanyak bagian laut berbeda-beda, dari sekitar 600 meter di samudera Pasifik, 500 – 1000 meter di samudera Antlantik dan 4000 meter di Arctic (-----. 1989).
Sedimen terutama terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil pecahan-pecahan batuan dan potongan-potongan kulit (Shell) serta sisa rangka dari organism laut. Sebagian besar laut yang dalam ditutupi oleh jenis-jenis partikel yang berukuran kecil. Sedangkan pada laut-laut dangkal didominasi oleh jenis-jenis partikel yang berukuran besar (-----. 1989).
Untuk mengklasifikasikan sedimen laut berdasarkan sumbernya ialah :
a. Sedimen Terigin
Jenis sedimen ini berasal dari hasil pengikisan batuan di darat. Batuan beku atau batuan sedimen telah mengalami proses desintegrasi (proses pecahnya batuan secarah mekanis menjadi batuan yang lebih kecil) maupun proses dekomposis (proses perubahan susunan kimiawi dari batuan sehinggah lapuk akibat pengerjaan air maupun udara). Partikel-partikel hasil desintegrasi maupun dekomposisi di angkut baik oleh air, angin ke laut (-----. 1989).
Contoh bahan sedimen dari proses desintegrasi ialah mineral kwarsa, mice, feldspar ampobol dan bahan mineral alinnya. Sedangkan dari proses decomposisi contohnya ialah clay (lempung), hidroksida besi yang bebas, alumini, colloidal silica dll (-----. 1989).
b. Sisa-sisa Organisme
Sedimen marine yang banyak mengandung sisa-sisa organism disebut lumpur organism. Sedimen laut yang bersal dari organisme (binatang/tumbuhan) ada yang mengandung kapur (tipe calcareous) dan silisium (tipe siliceous) (-----. 1989).
c. Hasil Reaksi Kimia dalam Air Laut
1. Manganese Nodeles (bongkahan mangan) berasal dari endapan oksida dan hidroksida besi dan mangan.
2. Jinis logam-logam lainnya seperti copper (tembaga), kobalt dan nekel.
Proses terjadinya sangat lambat, untuk membuat sebuah nedul yang besar diperlukan berjuta-juta tahun dan akan berhenti setelah nedul-nedul terkubur di dalam sedimen. Nedul-nedul ini banyak dijumpai disamudera pasifik (-----. 1989).
d. Sedimen Marine
1. Sedimen asal vulkanisme (gunung api)
Bahan vulkanisme dapat dilihat dari sifat-sifat fisik maupun susunan kimiawinya. Contoh : pecahan lava, gelas vulkanik, batu apung dan butiran-butiran mineral (-----. 1989).
2. Sedimen berasal dari ekstraterestrial (sedimen berasal dari angkasa luar)
Benda-benda angkasa dengan berbagai ukuran yang jatuh kebumi/laut setiap saat terus terjadi. Contoh endapannya : red clay (lempung merah), lapisan magnetis hitam, ckristal coklat dan besi. Red clay banyak di jumpai pada samudera-samudera yang ada di bumi ini (-----. 1989).
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Muhamad. 2005. Ilmu Pengetahuan sosial Geografi. Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans. 1986. Pengantar Oseanografi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
---------------------. 1989. Topografi dan Sedimentasi Dasar Samudera. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP – Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar